2 Hukum dan aturan talak, rujuk, khulu’ dan ‘iddah yaitu yang terdapat dalam surah Al Baqarah (2), ayat 229, 230 dan surah Ath Thalaaq (65), ayat 1. 3. Hukum dan aturan zihar dan kafaratnya yaitu yang terdapat dalam surah Al Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS An Nisa ayat 65) 3. مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ۖ Sedangkanayat-ayat yang turun pada periode pertama dinamakan ayat-ayat Makiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamakan ayat-ayat Madaniyyah. Ulum Al-Qur’an muncul antara akhir abad ke-2 dan awal abad ke-3 H dengan munculnya kitab al-Hawi fi ‘Ulum Al-Qur’an (Himpunan Ilmu-Ilmu Al-Qur’an) karya Muhammad bin Khalf bin al Peribadatan atau tingkah laku yang berhubungan dengan supra natural atau Tuhan. Sistem nilai, yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia dan alam semesta. 3 Tujuan. Membawa manusia kepada kehidupan yang lebih baik, sejahtera, damai, tenteram, di dunia dan akhirat. Dan membe-baskan manusia dari kehidupan sesat. 1 Psikologi islam adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang jiwa dan prilaku manusia dan juga hewan dan bagaimana cara penaggulangannya berdasarkan sumber yang tidak mengakui banyak Tuhan dan berpdoman pada ayat-ayat Ilahi (al-quran) serta hadits Rasulullah saw. ditambah dengan pendapat-pendapat ulama. Namunsesungguhnya itu adalah salah satu bentuk kebijaksanaan Allah ﷻ . serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui. (QS: Al-Baqarah 2:151) Apa yang kita anggap tidak berhubungan itu, nyatanya memiliki hubungan. Allah ﷻ mengetahui hubungan itu. Allah ﷻ mampu menarik garis hubung antara dua topik yang terasa berbeda itu. Dengan xwRnD6. Aktivitas Siswa 1. Carilah ayat dan hadis yang berhubungan dengan ketaatan pada aturan2. Jelaskan pesan-pesan yang terdapat pada ayat dan hadis yang kamu temukanitu!3. Hubungkan pesan-pesan ayat dan hadis tersebut dengan kondisi di lingkunganmasyarakat yang kamu temu!​ Ayat Al Qur'an yang berhubungan dengan ketaatan kepada aturan adalah يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا. Sedangkan hadis yang berhubungan dengan ketaatan kepada aturan adalah لَا طَاعَةَ فِي مَعْصِيَةٍ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوفِ. Pesan terkandung dalam ayat dan hadis tersebut adalah kita harus selalu taat kepada aturan yang berlaku dalam masyarakat selama tidak dalam hal kemasiatan atau hal yang Allah larang. Hubunngan dari pesan tersebut dengan ondisi di lingkungan masyarakat adalah banyak masyarakat yang tidak mengamalkan isi pesan yang terkandung dalam ayat dan hadis tersebut. Hal ini dapat dilihat kepada banyak orang yang melakukan kemasiatan atau hal yang Allah larang. Pembahasan Taat kepada aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu perilaku yang sesuai dengan tuntunan ajaran agama islam. Taat kepada aturan yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah ketaatan kepada aturan yang tidak bertentangan dengan aturan yang telah Allah tetapkan. Pelajari lebih lanjutMateri tentang cara yang dapat dilakukan dalam membaca Surah AL Falaq tentang Surah Al Kafirun tentang kandungan Surah At Tin ayat yang ke 2 jawabanKelas XMata pelajaran Agama IslamBab Al-Qur'an dan Hadis adalah Pedoman HidupkuKode soal SPJ3 Agar suatu hubungan pernikahan dapat berjalan lancar dan penuh berkah, tiap individu harus paham dengan kewajiban- kewajibannya dalam berkeluarga. Termasuk untuk Muslimah yang sudah menikah. Ada beberapa kewajiban yang harus dilakukan. Menurut Alquran dan hadits, istri yang salehah adalah ia yang mengikuti perkataan suami. Suami merupakan imam dan pemimpin bagi wanita yang telah menikah. Dalam surat An Nisa ayat 34, Allah berfirman, "Kaum laki-laki itu pemimpin wanita. Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka laki-laki alas sebagian yang lain wanita dan karena mereka laki-laki telah menafkahkan harta mereka. Maka wanita yang salehah ialah mereka yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada menurut apa yang Allah kehendaki." Tentunya yang harus diikuti adalah aturan ataupun nasihat yang berhubungan dan tidak melenceng dari apa yang sudah diajarkan dan diperintahkan Allah SWT. Mengikuti apa yang disampaikan suami bukan semata-mata karena suami, melainkan karena memang disebutkan pula oleh Allah. Kewajiban kedua yaitu istri wajib bersikap taat pada suami. Sama seperti kewajiban sebelumnya, ketaatan ini hadir atas dasar karena Allah SWT. Dalam ayat yang sama, Allah bersabda, "Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Mahatinggi lagi Mahabesar." Ketaatan seorang istri pada suaminya disebut setara nilainya dengan jihad kaum lelaki. Hal ini dikisahkan ketika ada seorang perempuan yang datang kehadapan Nabi dan berkata, "Wahai Rasulullah SAW, saya mewakili kaum wanita untuk menghadap tuan untuk menanyakan tentang sesuatu. Berperang itu diwajibkan Allah hanya untuk kaum lakilaki, jika mereka terkena luka, mereka mendapat pahala dan kalau terbunuh maka mereka adalah tetap hidup di sisi Allah. lagi dicukupkan rezekinya dengan buah-buahan Surga. Dan kami kaum perempuan selalu melakukan kewajiban terhadap mereka yaitu melayani mereka dan membantu keperluan mereka lalu apakah kami boleh ikut memperoleh pahala berperang itu?" Mendengar itu, Rasul pun bersabda, "Sampaikanlah kepada perempuan-perempuan yang kamu jumpai bahwa taat kepada suami dengan penuh kesadaran maka pahalanya seimbang dengan pahala perang membela agama Allah. Tetapi sedikit sekali dari kamu sekalian yang menjalankannya." Usai menikah, Muslimah juga harus tetap menjaga auratnya. Ia tidak boleh memperlihatkan aurat bahkan memiliki niatan mengundang atau memancing pada laki-laki yang bukan suaminya. Menjaga aurat berarti menghormati dirinya sendiri. Dalam surat An Nuur ayat 31, Allah bersabda, "Katakanlah kepada wanita yang beriman Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa tampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan terhadap wanita atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita." Dalam sebuah hadis, dijelaskan wanita tidak boleh menganiaya suaminya dengan pekerjaan yang membenaninya dan membuatnya sakit hati. Tugas seorang suami adalah menafkahi keluarga, tapi sebagai seorang istri harus dapat memahami kemampuan suaminya agar kelancaran juga menyertai keluarganya. Nabi Muhammad SAW dalam hadis disebut pernah bersabda, "Barang siapa istri menganiaya suaminya dan memberi beban pekerjaan yang tidak pantas menjadi bebannya yakni suami dan menyakitkan hatinya, maka para malaikat juru pemberi rahmat malaikat rahmat dan Malaikat juru siksa malaikat azab melaknatinya yakni istri. Barang siapa istri yang bersabar terhadap perbuatan suaminya yang menyakitkan maka Allah akan memberinya seperti pahala yang diberikan Allah pada Asiyah dan Maryam binti Imran." Bab Perilaku Taat, 6 Kompetisi dalam Kebaikan, dan Etos Kerja Peta Konsep Perilaku Taat, Kompetensi dalam Kebaikan, dan Etos Kerja Taat pada Aturan Kompetisi dalam Etos Kerja Kebaikan Menganalisis Perilaku Ketaatan, Kompetisi, dan Etos Kerja dengan Dokrin Agama Terbiasa Berperilaku Taat Aturan, Kompetensi dan Etos Kerja 80 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKSumber Dok. Kemdikbud Sumber Dok. Kemdikbud Gambar Siswa sedang ¡alat berjamaah Gambar Para siswa sedang mengarkan guru memberi pengarahan Sumber Gambar Polisi sedang memberikan instruksi Aktivitas Siswa Setelah kamu mengamati gambar di atas, coba berikan tanggapanmu tentang pesan- pesan yang ada pada gambar tersebut! Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 81Membuka Relung Hati Apa jadinya kalau aturan yang telah dibuat tidak ditaati? Apa jadinya kalau hidup yang seharusnya dinamis ini tidak lagi termotivasi? Apa jadinya kalau mengharap cita- cita tercapai, tetapi tidak ada kerja keras? Manusia boleh saja berkhayal, tetapi khayalannya harus diarahkan pada keinginan atau cita-cita untuk hidup lebih baik lagi di masa yang Sumber akan datang, baik di dunia maupun Gambar Peserta didik sedang melaksanakan kerja di akhirat. Agar hidup yang sekali ini bakti. bermakna dan bermanfaat, kita harus memanfaatkan semaksimal mungkin. Bagaimana cara memanfaatkan hidup dengan sebaik-baiknya? Kita laksanakan apa yang diperintahkan Allah Swt. dan rasul-Nya, dan taati pula pemimpin di antara kita. Dengan menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta pemimpin, niscaya hidup kita akan penuh dengan rahmat. Hal ini dijanjikan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya “Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat.” ali-Imran/3132 Setiap manusia ingin hidup damai, tenteram, dan bahagia. Kehidupan yang damai akan muncul karena tidak ada pelanggaran terhadap aturan yang berlaku. Ketenteraman akan hadir karena adanya semangat berkompetisi secara sportif dan kolaboratif. Kebahagiaan akan terwujud jika apa yang diinginkan sudah terpenuhi. Bangsa ini akan menjadi besar apabila masyarakatnya yang diyakini dan yang berlaku di masyarakat. Misalnya, nilai spiritual, yakni dengan meyakini dan menaati ajaran agama yang dianutnya. Selain itu, kita juga harus menaati pemimpin. Semangat berkolaborasi dalam berkompetisi, serta memiliki etos kerja dalam meraih cita-cita yang harus dijunjung tinggi. Kita tidak bisa melempar tanggung jawab kepada orang lain atau pihak lain. Kita sendiri yang harus melakukannya. Dengan bersama-sama kita junjung tinggi nilai ketaatan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja, bangsa ini akan menjadi bangsa yang cukup disegani dan dibanggakan. 82 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKMengkritisi Sekitar Kita Kamu diminta mengkritisi gambar-gambar berikut ini dan berikan tanggapanmu! 1. Sejauh mana kamu mengetahui tata tertib di sekolahmu? 2. Apa relevansi antara aturan yang dibuat dan kondisi di lapangan? 3. Bagaimana dampak yang terjadi apabila aturan itu tidak dilaksanakan? 4. Bagaimana dampak yang terjadi apabila aturan itu ditaati? Sumber Dok. Kemdikbud Gambar Tata tertib sekolah 1. Apa yang kamu pahami dari gambar di samping? 2. Apa yang harus dilakukan agar kesebelasannya unggul dalam berkompetisi? 3. Mengapa dalam berkompetisi diperlukan kolaborasi? Sumber Gambar Sportif dalam bermain sepak bola. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 831. Apa yang kamu simpulkan dari gambar di samping? 2. Apakah pak tani bekerja hanya dengan menggunakan otot tanpa pakai otak? Mengapa? 3. Apa hubungannya antara kerja keras dan kerja cerdas? Sumber www. Gambar Petani sedang memanen padi Kamu diminta mengkritisi perilaku sosial berikut ini dari beberapa sudut pandang contoh dari sisi agama, sosial, budaya, dan sebagainya! 1. Akhir-akhir ini, kita sering menyaksikan melalui media, banyaknya pelanggaran terhadap norma-norma agama. Misalnya pencurian, penipuan, perampokan, pembunuhan, dan lain sebagainya. Pelakunya pun terkadang merasa tidak berdosa dan tidak ada beban sama sekali. Ada juga berita seorang anak yang tega membunuh ibu kandungnya sendiri hanya karena persoalan sepele, yaitu tidak diberi uang jajan pada saat mau berangkat sekolah. Bagaimana tanggapanmu? 2. Sejak dahulu dalam dunia pendidikan sudah melaksanakan ujian nasional. Ujian nasional dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas pendidikan di negeri ini. Ironisnya, setiap kegiatan ujian nasional berlangsung, terjadi perilaku negatif. Bocornya soal, siswa yang saling menyontek, dan perilaku- perilaku negatif lainnya menjadikan kualitas pendidikan menjadi kurang baik. Semangat berkompetisi untuk mendapatkan yang terbaik di antara siswa tidak pernah tertanam. Bagaimana tanggapanmu? 3. Bagaimana tanggapanmu mengenai banyaknya kaum tuna wisma yang meminta-minta di jalan? Tidak jarang mereka melakukan berbagai cara agar orang-orang merasa iba dan akhirnya memberikan sedekah/sumbangan kepada mereka. 84 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKAktivitas Siswa 1. Cermati pernyataan di atas, kemudian buatlah kesimpulan dari permasalahan tersebut! 2. Berikan tanggapanmu terhadap penyelesaian permasalahan tersebut! Memperkaya Khazanah A. Pentingnya Taat kepada Aturan Taat memiliki arti tunduk kepada Allah Swt., pemerintah, dsb. tidak berlaku curang, dan atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya. Di sekolah, di rumah, atau di lingkungan masyarakat terdapat aturan. Di mana saja kita berada, pasti ada aturannya. Aturan dibuat agar terjadi ketertiban dan ketenteraman. Oleh karena itu, wajib hukumnya kita menaati aturan yang berlaku. Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada al-Qur’±n. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga. Aktivitas Siswa Identifikasilah aturan-aturan yang ada di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat. Kemudian, jelaskan hubungan antara aturan dan kondisi sosial di masyarakat? Peranan pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari yang terkecil keluarga sampai yang terbesar adalah negara, tidak akan tercapai kestabilan tanpa adanya seorang pemimpin. Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara, tentulah negara tersebut akan menjadi lemah dan mudah terombang- ambing oleh kekuatan luar. Oleh karena itu, Islam memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin. Dengan ketaatan rakyat kepada pemimpin yang tidak bermaksiat, akan terciptalah keamanan dan ketertiban serta kemakmuran. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 85Artinya “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan Ulil Amri pemegang kekuasaan di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah al-Qur’an dan Rasul sunnahnya, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” an-Nis±/4 59 Penerapan Hukum Tajwid Kata/kalimah Hukum Bacaan Alasan mad jaiz munfasil mad badal mad aṡli bertemu huruf tafh³m alif di luar kata alif lam qomariyyah huruf alif bertanda baca fathah berdiri ikhfa lafal Jalālah didahului tanda baca dommah huruf alif lam ber- hadapan dengan huruf qomariyyah nun sukun bertemu huruf ta Aktivitas Siswa Pada ayat tersebut sebenarnya banyak sekali kata/kalimat yang mengandung hukum bacan tajw³d. Identifikasi lebih lanjut hukum bacaan tajw³d selain yang ada di kotak, minimal lima hukum bacaan tajw³d! Arti Kata/Kalimat Kata Arti kepada Allah Kata Arti dan rasul wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah jika kamu 86 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKKata Arti Kata Arti dan taatilah beriman rasul kepada Allah dan pemimpin di antara kamu dan hari akhir jika kamu ber- yang demikian beda pendapat itu lebih baik dan lebih baik tentang sesuatu akibatnya maka kembali- lah Asb±bu an-Nuzµl atau sebab turunnya ayat ini menurut Ibn Abbas adalah berkenaan dengan Abdullah bin Huzaifah bin Qays as-Samhi ketika Rasulullah saw. mengangkatnya menjadi pemimpin dalam sariyyah perang yang tidak diikuti oleh Rasulullah saw.. As-Sady berpendapat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Amr bin Yasir dan Khalid bin Walid ketika keduanya diangkat oleh Rasulullah saw. sebagai pemimpin dalam sariyyah. an-Nis±/4 59 memerintahkan kepada kita untuk menaati perintah Allah Swt., perintah Rasulullah saw., dan ulil amri. Tentang pengertian ulil amri, di bawah ini ada beberapa pendapat. No. Nama ulama Pendapatnya 1 Abu Jafar Muhammad Arti ulil amri adalah umāra, ahlul ilmi wal bin Jarir at-Thabari fiqh mereka yang memiliki ilmu dan penge- tahuan akan fiqh. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa sahabat-sahabat Rasulullah saw. lah yang dimaksud dengan ulil amri. 2 Al-Mawardi Ada empat pendapat dalam mengartikan kalimat \"ulil amri\", yaitu 1 umāra para pemimpin yang konotasinya adalah pemimpin masalah keduniaan, 2 ulama dan fuqaha, 3 sahabat-sahabat Rasulullah saw., 4 dua sahabat saja, yaitu Abu Bakar dan Umar. 3 Ahmad Mustafa Bahwa ulil amri itu adalah umara, ahli hikmah, al-Maraghi ulama, pemimpin pasukan, dan seluruh pe- mimpin lainnya. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 87Kita memang diperintah oleh Allah Swt. untuk taat kepada ulil amri apa pun pendapat yang kita pilih tentang makna ulil amri. Namun, perlu diperhatikan bahwa perintah taat kepada ulil amri tidak dapat disamakan dengan “taat” kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Quraish Shihab, Mufassir Indonesia, memberi ulasan bahwasannya “Tidak disebutkannya kata “taat” pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Artinya, apabila perintah itu bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah Swt. dan rasul-Nya, tidak dibenarkan untuk taat kepada mereka. Lebih lanjut Rasulullah saw. menegaskan dalam hadis berikut ini Artinya “Dari Abi Abdurahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah bersabda... Tidak boleh taat terhadap perintah bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam hal yang makruf.” Muslim Umat Islam wajib menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya. Umat Islam juga diperintahkan pula untuk mengikuti atau menaati pemimpinnya. Apabila pemimpinnya memerintahkan kepada hal-hal yang baik. Apabila pemimpin tersebut mengajak kepada kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak. 1. Apa yang kamu simpulkan dari gambar di samping? 2. Apa hubungannya antara imam dan makmum? 3. Apa akibatnya kalau makmum tidak mengikuti imam? 4. Apa akibatnya kalau imam me­ lakukan kesalahan? Sumber Dok. Kemdikbud Gambar Salat berjamaah 88 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKAktivitas Siswa 1. Carilah ayat dan hadis yang berhubungan dengan ketaatan pada aturan! 2. Jelaskan pesan-pesan yang terdapat pada ayat dan hadis yang kamu temukan itu! 3. Hubungkan pesan-pesan ayat dan hadis tersebut dengan kondisi di lingkungan masyarakat yang kamu temui! B. Kompetisi dalam Kebaikan Hidup adalah kompetisi unt­uk menjadi yang terbaik, dan juga untuk meraih cita- cita yang diinginkan. Namun sayang, banyak orang terjebak pada kompetisi yang hanya memperturutkan hawa nafsu duniawi dan jauh dari suasana robbani. Kompetisi yang hanya memperturutkan hawa nafsu, contohnya kompetensi mengumpulkan harta kekayaan Sumber atau memperebutkan jabatan Gambar Kompetisi dalam pertandingan voli dan kedudukan. Semuanya bak fatamorgana, indah menggoda, tetapi sesungguhnya tiada. Bahkan, tak jarang dalam kompetisi diiringi “suu§an” buruk sangka, bukan hanya kepada manusia, tetapi juga kepada Allah Swt. Lebih merugi lagi jika rasa iri dan riya ikut bermain dalam kompetisi tersebut. Lalu, bagaimanakah selayaknya kompetisi bagi orang-orang yang beriman? Allah Swt. telah memberikan pengarahan bahkan penekanan kepada orang-orang beriman untuk berkompetisi dalam kebaikan sebagaimana firman-Nya Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 89Artinya “Dan Kami telah menurunkan Kitab al-Qur’±n kepadamu Muhammad dengan membawa kebenaran, yang membenarkan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah Swt. dan janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Kalau Allah Swt. menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah Swt. hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah Swt. kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” al-M±idah/5 48 Penerapan Hukum Tajwid Kalimah Hukum Bacaan Alasan ikhfa tanda baca kasrah tanwin bertemu huruf izhar syafāwi jim mad iwād mim sukun bertemu huruf syin mad wajib muttasil idgham bighunnah tanda baca fathah tanwin bertemu alif dan di- waqafkan mad asli bertemu hamzah pada satu kata tanda baca fathah tanwin bertemu huruf waw Aktivitas Siswa Pada ayat tersebut sebenarnya banyak sekali kata/kalimat yang mengandung hukum bacaan tajwid. Identifikasi lebih lanjut hukum bacaan tajwid selain yang ada di kotak tersebut di atas, minimal lima hukum bacaan tajwid. 90 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKArti Kata/Kalimat Kata Arti Kata Arti Dan Kami telah darimu menurunkan aturan kepadamu Muhammad dan jalan yang terang Kitab al-Qur'ān dan kalau Allah menghendaki dengan membawa niscaya kamu kebenaran jadikan yang membenarkan satu umat saja terhadap apa kitab-kitab akan tetapi Allah hendak di antaranya mengujimu dari kitab-kitab terhadap apa dan menjaganya yang diberikan kepadamu kepadanya maka berlomba- lombalah dalam maka putuskanlah kebaikan perkara di antara kepada Allah mereka tempat kamu menurut apa yang kembali diturunkan Allah semuanya dan janganlah engkau mengikuti lalu diberitahukan- nya kepadamu keinginan mereka terhadap apa yang tentang apa yang kamu telah datang kepadamu Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 91Kata Arti Kata Arti dari kebenaran dahulu bagi tiap-tiap umat kamu perselisihkan Kami jadikan Sumber www. Pada al-M±idah/548 Allah Gambar Pemberian santunan Swt. menjelaskan bahwa setiap kaum diberikan aturan atau syariat. Syariat setiap kaum berbeda-beda sesuai dengan waktu dan keadaan hidupnya. Meskipun mereka ber­ beda-beda, yang terpenting adalah semuanya beribadah dalam rangka mencari ria Allah Swt., atau berlomba-lomba dalam kebaikan. Perhatikan gambar di Sumber Dok. Kemdikbud samping Gambar Kelompok orang sedang berdiskusi 1. Bagaimana ayat pada al-M±idah/5 48 memahami kelompok- kelompok manusia? 2. Apa yang harus dilakukan oleh setiap kelompok tersebut sesuai dengan pesan ayat al-M±idah/5 48? 3. Apakah kamu temukan perilaku tersebut di tengah- tengah masyarakat? Bagaimana kamu menyikapinya? 92 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKAllah Swt. mengutus para nabi dan menurunkan syariat kepadanya untuk memberi petunjuk kepada manusia agar berjalan pada jalan atau arah yang benar dan lurus. Akan tetapi, sebagian dari ajaran-ajaran mereka disembunyikan atau diselewengkan. Sebagai ganti ajaran para nabi, manusia membuat ajaran sendiri yang bersifat khurafat dan takhayul. Surat al-M±idah/5 48 ini membicarakan bahwa al-Qur’±n memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Al-Qur’±n merupakan pembenar kitab-kitab sebelumnya, juga sebagai penjaga kitab-kitab tersebut. Dengan menekankan terhadap dasar-dasar ajaran para nabi terdahulu, al-Qur’±n sepenuhnya memelihara keaslian ajaran itu dan menyempurnakannya. Akhir ayat ini juga mengatakan, perbedaan syariat tersebut seperti layaknya perbedaan manusia dalam penciptaannya, bersuku-suku, dan berbangsa- bangsa. Semua perbedaan itu adalah rahmat dan untuk saling mengenal. Ayat ini mendorong pengembangan berbagai macam kemampuan yang dimiliki oleh manusia, dan bukan menjadi ajang perdebatan. Semua orang dengan potensi dan kadar kemampuan masing-masing, harus berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan. Allah Swt. senantiasa melihat dan memantau perbuatan manusia dan bagi-Nya tidak ada sesuatu yang tersembunyi. Mengapa kita diperintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan? Ada beberapa alasan mengapa kita diperintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, antara lain sebagai berikut. Pertama, bahwa melakukan kebaikan tidak bisa ditunda-tunda, dan harus segera dikerjakan. Kesempatan hidup sangat terbatas, begitu juga kesempatan berbuat baik belum tentu setiap saat kita dapatkan. Kematian bisa datang secara tiba-tiba tanpa diketahui sebabnya. Oleh karena itu, ketika ada kesempatan untuk berbuat baik, jangan ditunda-tunda lagi, tetapi segera dikerjakan. Kedua, untuk berbuat baik hendaknya saling memotivasi dan saling tolong-menolong, Oleh karena itu, kita perlunya berkolaborasi atau kerja sama. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang membuat kita terdorong untuk berbuat baik. Tidak sedikit seorang yang tadinya baik menjadi rusak karena lingkungan. Lingkungan yang saling mendukung kebaikan akan tercipta kebiasaan berbuat baik secara istiq±mah konsisten. Ketiga, bahwa kesigapan melakukan kebaikan harus didukung dengan kesungguhan. Allah Swt. bersabda Artinya “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan...” al-M±idah/5 2 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 93Langkah awal untuk menciptakan lingkungan yang baik adalah dengan memulai dari diri sendiri, dari yang terkecil, dan dari sekarang. Kita harus memulai dari diri sendiri dan keluarga. Sebuah bangsa, apa pun hebatnya secara teknologi, tidak akan pernah bisa tegak dengan kokoh jika pribadi manusia dan keluarga yang ada di dalamnya sangat rapuh. 1. Apa yang kamu simpul­ Sumber www. kan dari gambar di Gambar Menanam pohon samping? 2. Apa akibatnya kalau melakukan pekerjaan seorang diri meskipun dalam keadaan berkom- petisi? 3. Apa akibatnya kalau pe- kerjaan dilakukan secara berkolaborasi? Aktivitas Siswa 1. Carilah ayat dan hadis yang berhubungan dengan kompetisi dalam kebaikan! 2. Jelaskan pesan-pesan yang terdapat pada ayat dan hadis yang kamu temukan itu! 3. Hubungkan pesan-pesan ayat dan hadis tersebut dengan kondisi objekif di lapangan yang kamu temui! C. Etos Kerja Sudah menjadi kewajiban manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan dan kepentingan dalam kehidupannya. Seorang muslim haruslah menyeimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat. Tidak semata hanya berorientasi pada kehidupan akhirat saja, melainkan juga harus memikirkan kepentingan kehidupannya di dunia. Untuk menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat, wajiblah seorang muslim untuk bekerja. Bekerja dalam berbagai bidang. Seseorang yang bekerja layak untuk mendapatkan predikat yang terpuji, seperti potensial, aktif, dinamis, produktif atau profesional, karena prestasi kerjanya. Karena itu, agar manusia benar-benar “hidup”, ia memerlukan ruh spirit. Oleh karena itulah, al-Qur’±n diturunkan sebagai spirit hidup, sekaligus sebagai nur cahaya yang tak kunjung padam agar aktivitas hidup manusia tidak tersesat. Dalam al-Qur’±n maupun hadis, ditemukan banyak literatur yang memerintahkan seorang muslim untuk bekerja dalam rangka memenuhi dan melengkapi kebutuhan duniawinya. Salah satu perintah Allah Swt. kepada umat- Nya untuk bekerja termaktub dalam at-Taubah/9105 berikut ini. 94 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKArtinya “Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah yang maha mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” at-Taubah/9 105 Penerapan Hukum Tajwid Kalimat Hukum Bacaan Alasan tafh³m lafal Jalalah didahului tanda baca fathah alif lam qamariyyah alif lam bertemu alif lam syamsiyyah huruf mim dan tidak bertasydid alif lam bertemu huruf syin dan bertasydid ikhfa syafāwi mim mati bertemu mad arid lisukūn huruf ba bacaan mad di akhir kalimat Aktivitas Siswa Pada ayat tersebut sebenarnya banyak sekali kata/kalimat yang mengandung hukum bacaan tajwid. Identifikasi lebih lanjut hukum bacaan tajwid selain yang ada di kotak di atas, dan sebutkan minimal lima hukum bacaan tajwid! Arti Kata/Kalimat Kata Arti Kata Arti dan katakanlah kepada Allah bekerjalah kamu yang maha mengetahui yang gaib Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 95Kata Arti Kata Arti maka Allah akan dan yang nyata melihat lalu diberitakan- pekerjaanmu Nya kepadamu apa yang telah dan begitu juga kamu rasul-Nya dan orang-orang kerjakan mukmin dan kamu akan dikembalikan at-Taubah/9 105 men­ jelask­­ an, bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada kita untuk semangat dalam melakukan amal saleh sebanyak-banyaknya. Allah Swt. akan melihat dan menilai amal-amal tersebut. Pada akhirnya, seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah Swt. dengan membawa amal perbuatannya masing-masing. Sumber Dok. Kemdikbud Mereka yang berbuat baik akan Gambar Orang sedang memberikan santunan diberi pahala atas perbuatannya itu. Mereka yang berbuat jahat akan diberi siksaan atas perbuatan yang telah mereka lakukan selama hidup di dunia. Sebutan lain dari ganjaran adalah imbalan atau upah atau compensation. Imbalan dalam konsep Islam menekankan pada dua aspek, yaitu dunia dan akhirat. at-Taubah/9 105 juga menjelaskan bahwa Allah Swt. memerintahkan kita untuk bekerja, dan Allah Swt. pasti membalas semua yang telah kita kerjakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam ayat ini adalah penegasan Allah Swt. bahwa motivasi atau niat bekerja itu harus benar. Umat Islam dianjurkan agar tidak hanya merasa cukup dengan melakukan “tobat” saja, tetapi harus dibarengi dengan usaha-usaha untuk melakukan perbuatan terpuji yang lainnya. Perbuatan-perbuatan terpuji itu seperti menunaikan zakat, membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan, menyegerakan untuk mengerjakan ¡alat, saling menasihati teman dalam hal kebenaran dan kesabaran, dan masih banyak lagi. Semua itu dilakukan atas dasar taat dan patuh kepada perintah Allah Swt. dan yakin bahwa Allah Swt. pasti menyaksikan itu. Ayat ini pun berisi peringatan bahwa perbuatan mereka itu pun nantinya akan diperlihatkan kelak di hari kiamat. Dengan demikian, akan terlihatlah kebajikan dan kejahatan yang mereka lakukan sesuai amal perbuatannya. Bahkan, di dunia ini pun sudah sering kita saksikan, bagaimana gambaran orang-orang yang berbuat 96 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKjahat seperti pencuri, penipu, koruptor, dan lain sebagainya. Banyaknya berita tentang korupsi, dan bagaimana seorang koruptor dipertontonkan di ruang publik. Ini menandakan bahwa di dunia pun perbuatan kita sudah bisa dipertontonkan. Apalagi kelak di akhirat yang pasti sangat nyata dan tidak bisa ditutup-tutupi. Bekerjalah dengan sungguh-sungguh dan maksimal. Bekerjalah sesuai dengan aturan Allah Swt. dan rasul-Nya. Kalau pekerjaan itu tidak baik dan tidak benar, jauhilah! Jangan sampai di kemudian hari baru menyesal. Sungguh tidak ada artinya. Artinya “Dari Miqdam ra. dari Nabi saw. beliau bersabda “Tidak seorang pun yang makan lebih baik daripada makan hasil usahanya sendiri. Sungguh Nabi Daud as. makan hasil usahanya.” Bukhari Sumber Gambar Sedang meminta-minta dan menghayal 1. Apa yang kamu simpulkan dari gambar di atas? 2. Mengapa ada sebagian pemerintah daerah melarang warganya untuk memberi sumbangan kepada pengemis di jalan? 3. Bagaimana tanggapan kamu ketika ada orang yang menikmati kemewahan tanpa ada kerja keras? Aktivitas Siswa 1. Carilah ayat dan hadis yang berhubungan dengan etos kerja! 2. Jelaskan pesan-pesan yang terdapat pada ayat dan hadis yang kamu temukan itu! 3. Hubungkan pesan-pesan ayat dan hadis tersebut dengan kondisi objekif di lapangan yang kamu temui! Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 97Menerapkan Perilaku Mulia Perilaku mulia ketaatan yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut. 1. Selalu menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta meninggalkan larangan-Nya, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit. 2. Merasa menyesal dan takut apabila melakukan perilaku yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya. 3. Menaati dan menjunjung tinggi aturan-aturan yang telah disepakati, baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. 4. Menaati pemimpin selagi perintahnya sesuai dengan tuntunan dan syariat agama. 5. Menolak dengan cara yang baik apabila pemimpin mengajak kepada kemaksiatan. Perilaku mulia kompetisi dalam kebaikan yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut. 1. Meyakini bahwa hidup itu perjuangan dan di dalam perjuangan ada kompetisi. 2. Berkolaborasi dalam melakukan kompetisi agar pekerjaan menjadi ringan, mudah, dan hasilnya maksimal. 3. Dalam berkolaborasi, semuanya diniatkan ibadah, dan semata-mata mengharap ria Allah Swt. 4. Selalu melihat sesatu dari sisi positif, tidak memperbesar masalah perbedaan, tetapi mencari titik persamaan. 5. Ketika mendapatkan keberhasilan, tidak tinggi hati; ketika mendapatkan kekalahan, ia selalu sportif dan berserah diri kepada Allah Swt. tawakkal. Perilaku mulia etos kerja yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut. 1. Meyakini bahwa dengan kerja keras, pasti ia akan mendapatkan sesuatu yang diinginkan “man jada wa jada” - Siapa yang giat, pasti dapat. 2. Melakukan sesuatu dengan prinsip “Mulai dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan mulai dari sekarang.” 3. Pantang menyerah dalam melakukan suatu pekerjaan. 98 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKRangkuman 1. Pentingnya menaati pemimpin agar roda pemerintahan berjalan dengan baik, makin baik kepemimpinan, makin baik pula rakyatnya. 2. Kandungan an-Nis±/4 59 adalah perintah untuk menaati Allah Swt., rasul, dan pemimpin. Apabila terjadi perselisihan, diperintahkan untuk kembali kepada al-Qur’±n dan hadis. 3. Hidup ini dinamis, perlu berkompetisi dan berkolaborasi agar dapat meraih sesuatu yang diinginkan dengan baik. 4. Kandungan al-M±idah/5 48 adalah bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. 5. Barangsiapa yang giat pasti dapat. Untuk mendapatkan sesuatu, diperlukan kerja keras. 6. Kandungan at-Taubah/9 105 adalah bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada umat Islam untuk semangat dan bersungguh- sungguh dalam bekerja. Evaluasi A. Berilah tanda silang x pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Perhatikan pernyataan berikut ini! 1. Berusaha dengan sungguh-sungguh agar tercapai cita-citanya 2. Suka mengikuti kompetisi yang dilakukan sekolah-sekolah lain 3. Menjalankan perintah Allah Swt., rasul, dan pemimpin 4. Berlomba dalam mewujudkan kebersihan dan keindahan 5. Disiplin dan selalu berseragam dengan lengkap setiap hari Dari pernyataan di atas, yang termasuk perilaku mulia terkait ketaatan adalah .... a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 3 dan 4 d. 2 dan 5 e. 3 dan 5 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 992. Akhir-akhir ini semangat berkompetisi sangat menurun di kalangan pelajar. Ini dibuktikan ketika diumumkan tentang peringkat kelas, justru sang juara menjadi cemoohan teman-temannya yang lain. Mereka menanggapinya dengan sinis bahwa si juara ini pelit orangnya, tidak mau bagi-bagi pada saat ujian. Yang harus dilakukan oleh orang yang memahami isi al-M±idah/548 adalah .… a. belajar dengan sungguh-sungguh agar ia menjadi juara kelas b. bekerja keras agar apa yang diinginkan dapat tercapai c. berkompetisi secara sehat, tidak curang dan tidak menyontek d. berkolaborasi agar sama-sama mendapatkan nilai memuaskan e. menaati semua aturan yang ada di sekolah dan kelas 3. Ketika menemukan masalah, kemudian terjadi perselisihan karena masing- masing menganggap paling benar pendapatnya, yang harus kamu lakukan adalah sebagai berikut, kecuali …. a. menghormati perbedaan pendapat orang lain b. berusaha mencari titik temu dari perbedaan tersebut c. mengembalikan permasalahan kepada al-Qur’±n dan hadis d. melakukan terobosan baru dengan berijtihad e. tidak perlu diselesaikan karena keduanya ingin menang 4. Apabila ada pemimpin yang mengajak kepada kemaksiatan, sikap kita sebagaimana dijelaskan pada an-Nis±/459 adalah …. a. mengikuti meskipun salah b. memeranginya dengan cara yang keras c. melakukan demo untuk menentangnya d. menolaknya dengan cara yang halus e. membiarkan dan masa bodoh saja 5. Perhatikan penyataan berikut ini! 1. Mempersaudarakan rakyatnya seperti saudara kandung 2. Senantiasa bersikap adil dan bijaksana serta berpola hidup sederhana 3. Bekerja keras dengan cara yang baik dan halal 4. Menyelesaikan tugas sampai tuntas 5. Kelompok-kelompok yang berbeda tidak perlu diperangi, tetapi didekati Ungkapan di atas yang termasuk kategori etos kerja adalah .... a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 3 dan 4 d. 4 dan 5 e. 1 dan 5 100 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKB. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat! 1. Mengapa manusia perlu aturan? 2. Apa jadinya kalau dalam kehidupan ini tidak ada aturan? 3. Bagaimana pendapatmu jika ada pemimpin yang membuat kebijakan tetapi ia sendiri tidak menjalankan? 4. Mengapa manusia perlu berkompetisi dan berkolaborasi? 5. Mengapa kita dianjurkan untuk saling menasihati antarsesama? C. Tugas Individu 1. Berilah tanda ceklist  pada kolom di bawah ini sesuai kemampuanmu dalam membaca dan menghafal ayat-ayat berikut! Kemampuan membaca Sangat Lancar Cukup Kurang Tidak an-Nisā/4 59 Lancar Lancar Lancar Lancar Sangat Lancar Cukup Kurang Tidak Kemampuan membaca Lancar Lancar Lancar Lancar al-Māidah/5 48 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 101Sangat Lancar Cukup Kurang Tidak Kemampuan membaca Lancar Lancar Lancar Lancar at-Taubah/9105 2. Salinlah kata atau kalimat yang ada pada an-Nis±/4 59, al-M±idah/5 48, dan at-Taubah/9 105, kemudian sebutkan hukum bacaannya dan jelaskan alasannya! Kalimah Hukum Bacaan Alasan 3. Tulislah jawaban ya atau tidak pada kolom yang sudah tersedia di bawah dengan jujur! No. Pernyataan Alternatif Ya Tidak 1. Saya yakin dengan selalu membaca al-Qur’ān, hati saya akan tenang dan tenteram. 2. Saya berusaha untuk membaca al-Qur’ān setiap selesai ¡alat magrib. 3. Saya berusaha membaca al-Qur’ān setiap malam di rumah. 4. Saya selalu mendengarkan apabila ada orang lain membaca al-Qur’ān. 5. Saya kooperatif mau mengikuti/menaati saat guru memberikan tugas untuk tadarus. 102 Kelas XI SMA/MA/SMK/MAKNo. Pernyataan Alternatif Ya Tidak 6. Saya suka membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan al-Qur’ān. 7. Saya senang mengidentifikasi bacaan tajwid saat membaca al-Qur’ān. 8. Saya berusaha mengajak teman untuk membaca al-Qur’ān setiap hari. 9. Saya senang mencari dan menelusuri cerita-cerita yang terkandung dalam al-Qur’ān. 10. Saya berusaha mengikuti nasihat untuk mempelajari al-Qur’ān. D. Tugas Kelompok 1. Buatlah kelompok sesuai dengan jumlah peserta didik di kelasmu. Maksimal lima orang satu kelompok. 2. Cari ayat-ayat lain yang terkait dengan taat aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan etos kerja. 3. Tulis ayat-ayat tersebut dalam kertas folio. 4. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya, kelompok lain menanggapi. Tanggapan Orang Tua tentang Implementasi Materi Ini Sikap Pengetahuan Keterampilan Paraf Orang Tua Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 103 Taat memiliki arti tunduk kepada Allah Swt., pemerintah, dsb. tidak berlaku curang, dan atau setia. Aturan adalah tindakan atau perbuatan yang harus dijalankan. Taat pada aturan adalah sikap tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi, pemimpin, atau yang lainnya. Di sekolah terdapat aturan, di rumah terdapat aturan, di lingkungan masyarakat terdapat aturan, di mana saja kita berada, pasti ada aturannya. Aturan dibuat tentu saja dengan maksud agar terjadi ketertiban dan ketenteraman. Mustahil aturan dibuat tanpa ada tujuan. Oleh karena itu, wajib hukumnya kita menaati aturan yang berlaku. Aturan yang paling tinggi adalah aturan yang dibuat oleh Allah Swt., yaitu terdapat pada al-Qur’ān. Sementara di bawahnya ada aturan yang dibuat oleh Nabi Muhammad saw., yang disebut sunah atau hadis. Di bawahnya lagi ada aturan yang dibuat oleh pemimpin, baik pemimpin pemerintah, negara, daerah, maupun pemimpin yang lain, termasuk pemimpin keluarga. Peranan pemimpin sangatlah penting. Sebuah institusi, dari terkecil sampai pada suatu negara sebagai institusi terbesar, tidak akan tercapai kestabilannya tanpa ada pemimpin. Tanpa adanya seorang pemimpin dalam sebuah negara, tentulah negara tersebut akan menjadi lemah dan mudah terombang-ambing oleh kekuatan luar. Oleh karena itu, Islam memerintahkan umatnya untuk taat kepada pemimpin karena dengan ketaatan rakyat kepada pemimpin selama tidak maksiat, akan terciptalah keamanan dan ketertiban serta kemakmuran. Hukum Tajwid Arti Kata Arti Ayat “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul Muhammad, dan Ulil Amri pemegang kekuasaan di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah al-Qur’an dan Rasul sunnahnya, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama bagimu dan lebih baik akibatnya.” an-Nisā/4 59 Asbabun Nuzul Asbābu al-Nuzūl atau sebab turunnya ayat ini menurut Ibn Abbas adalah berkenaan dengan Abdullah bin Huzaifah bin Qays as-Samhi ketika Rasulullah saw. mengangkatnya menjadi pemimpin dalam sariyyah perang yang tidak diikuti oleh Rasulullah saw.. As-Sady berpendapat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Amr bin Yasir dan Khalid bin Walid ketika keduanya diangkat oleh Rasulullah saw. sebagai pemimpin dalam sariyah. an-Nisā/4 59 memerintahkan kepada kita untuk menaati perintah Allah Swt., perintah Rasulullah saw., dan ulil amri. Tentang pengertian ulil amri, di bawah ini ada beberapa pendapat. 1. Abu Jafar Muhammad bin Jarir at-Thabari Arti ulil amri adalah umāra, ahlul ilmi wal fiqh mereka yang memiliki ilmu dan pengetahuan akan fiqh. Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa sahabat-sahabat Rasulullah saw. itulah yang dimaksud dengan ulil amri. 2. Al-Mawardi Ada empat pendapat dalam mengartikan kalimat "ulil amri", yaitu 1 umāra para pemimpin yang konotasinya adalah pemimpin masalah keduniaan, 2 ulama dan fuqaha, 3 sahabat-sahabat Rasulullah saw., 4 dua sahabat saja, yaitu Abu Bakar dan Umar. 3. Ahmad Mustafa al-Maraghi Bahwa ulil amri itu adalah umara, ahli hikmah, ulama, pemimpin pasukan dan seluruh pemimpin lainnya. Kita memang diperintah oleh Allah Swt. untuk taat kepada ulil amri apa pun pendapat yang kita pilih tentang makna ulil amri. Namun, perlu diperhatikan bahwa perintah taat kepada ulil amri tidak digandengkan dengan kata “taat”; sebagaimana kata “taat” yang digandengkan dengan Allah Swt. dan rasul-Nya. Prof. Quraish Shihab, Mufassir Indonesia, memberi ulasan yang menarik Tidak disebutkannya kata “taat” pada ulil amri untuk memberi isyarat bahwa ketaatan kepada mereka tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan atau bersyarat dengan ketaatan kepada Allah Swt. dan rasul-Nya. Artinya, apabila perintah itu bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Allah dan rasul-Nya, tidak dibenarkan untuk taat kepada mereka. Lebih lanjut Rasulullah saw. menegaskan dalam hadis berikut ini Artinya “Dari Abi Abdurahman, dari Ali sesungguhnya Rasulullah bersabda Tidak boleh taat terhadap perintah bermaksiat kepada Allah, sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam hal yang makruf.” Muslim Umat Islam wajib menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya dan diperintahkan pula untuk mengikuti atau menaati pemimpinnya. Tentu saja, apabila pemimpinnya memerintahkan kepada hal-hal yang baik. Apabila pemimpin tersebut mengajak kepada kemungkaran, wajib hukumnya untuk menolak. Perilaku mulia ketaatan yang perlu dilestarikan adalah seperti berikut. 1. Selalu menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya, serta meninggalkan larangan-Nya, baik di waktu lapang maupun di waktu sempit. 2. Merasa menyesal dan takut apabila melakukan perilaku yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya. 3. Menaati dan menjunjung tinggi aturan-aturan yang telah disepakati, baik di rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. 4. Menaati pemimpin selagi perintahnya sesuai dengan tuntunan dan syariat agama. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul [Muhammad], dan ulil amri [pemegang kekuasaan] di antara kamu. QS. An - Nisaa' 59Di ayat ini allah memerintahkan untuk taat kepaad Allah, Rasulullah, dan pemimpin dengan cara mentaati aturan - aturannyaDalam kehidupan sehari hari wujud dari mentaati pemimpin adalah dg mentaati aturan aturan yang berlaku di daerah kita seperti peraturan lalu lintas dan lain lain A. Mengartikan QS. An-Nuur 54 dan QS. An-Nisaa 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ [٥٤] Katakanlah "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling Maka Sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan [amanat Allah] dengan terang". [QS. An-Nuur 54] مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا [٨٠] Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling [dari ketaatan itu], Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka [QS. An-Nisaa 80] B. Menjelaskan Kandungan QS. An-Nuur 54 Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatakan kepada mereka untuk taat kepada Allah SWT dan Rosul-Nya dengan sungguh-sungguh. Jangan selalu berpura-pura beriman, tetapi perbuatan dan tingkah laku mereka bertentangan dengan kat-kata yang mereka ucapkan. Ini adalah sebagai peringatan terakhir kepada mereka. Apabila mereka tetap juga berpaling dari kebenaran dan melakukan hal-hal yang merugikan perjuangan kaum Muslimin maka katakanlah kepada mereka dosa perbuatan mereka itu akan dipikul diatas pundak mereka sendiri dan tidak akan membahayakan Nabi dan kaum Muslimin sedikitpun. Mereka akan mendapatkan kemurkaan Allah SWT dan siksanNya. Bila mereka benar-benar taat dan keluar dari kesesatan dengan menerima petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya niscaya mereka akan termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Kewajiban rasul hanya menyampaikan petunjuk dan nasihat. Menerima atau menolak adalah keputusan masing-masing, diluar tanggung jawab rasul. Allah SWT melarang Nabi menerima sumpah mereka dan menyuruh Nabi memberi peringatan terakhir agar mereka benar-benar beriman serta taat dan patuh menerima perintah Allah dan Rasul-Nya Apabila mereka tidak insaf, maka nabi dibebaskan dari tanggungjawab terhadap perbuatan mereka karena rasul hanya berkewajiban menyampaikan petunjuk dan nasihat. 1. Menjelaskan kandungan QS. An-Nisaa 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا [٨٠] Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling [dari ketaatan itu], Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka [QS. An-Nisaa 80] Perintah dan larangan Rasul yang tidak menyangkut urusan keagamaan umpamanya yang berhubungan dengan keduniaan seperti urusan pertanian dan pertahanan, maka rasul sendiri bersedia menerima pendapat dari sahabatnya yang lebih mengetahui masalahnya. Menurut sejarah, dalam menjaga kesopanan terhadap rasul para sahabat bertanya lebih dahulu apakah hal itu datangnya dari Allah SWT atau pendapat Rasul sendiri. Jika ditegaskan oleh Rasul bahwa ini adalah dari Allah SWT maka mereka menaati tanpa ragu-ragu dan jika dikatakan bahwa ini pendapat Muhammad maka para sahabat menemukakan pula pendapat mereka. Peristiwa ini pernah terjadi karena sahabat menghadapi perintah Rasul dalam memilih suatu tempat yang dekat ke mata air untuk kepentingan strategi pertahanan ketika perang Badar. Ketika menerangkan sebab turunnya ayat ini Muqatil meriwayatkan bahwa ketika Nabi Bersabda yang artinya ”Barang siapa mencintai aku sesungguhnya ia mencintai Allah. Dan barang siapa yang menaati aku sesunnguhnya ia menaati Allah. Orang munafik berkata, “Tidaklah kamu mendengar kata laki-laki ini [Muhammad]? Sesungguhnya ia telah mendekati syirik. Sesungguhnya ia melarang kita menyembah selain Allah dan ia menghendaki kita menjadikannya tuhan sebagaimana orang-orang Nasrani menjadikan Isa tuhan. Maka Allah menurunkan ayat ini.” [Riwayat Muqatil]. Menaati Rasul tidak dapat dikatakan perbuatan syirik, karena Rasul penyampai perintah Allah. Dengan demikian menaati Rasul adalah menaati Allah, bukan mempersekutukannya dengan Allah. Di dalam Tafsir al-Maragi dijelaskan bahwa syirik itu sendiri terdiri dari dua macam. Pertama, syirik uluhiyah, yaitu mempercayai adanya adanya sesuatu selain Allah yang mempunyai kekuatan gaib dan dapat memberi manfaat dan memberi mudarat. Kedua, syirik rububiyah,mempercayai bahwa ada sesuati selain Allah yang mempunyai hak menetapkan hukum haram dan halal, karena semua mahluk tunduk kepada kehendak_Nya. Allah menghendaki agar Rasul-Nya [Muhammad] tidak mengambil tindakan kekerasan atau paksaan terhadap orang yang tidka mneaatinya, karena ia diutus hanya sekedar menyampaikan berita gembira dan peringatan keras. Keimanan manusia pada kerasulannya tidak digantungkan kepada paksaan, tetapi kepada kesadaran setelah menggunakan pikiran. C. Menunjukkan perilaku orang yang mengamalkan QS. An-Nuur 54 dan QS. An-Nisaa 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya Orang mukmin laki-laki maupun perempuan harus takut kepada Allah SWT dimana berada dengan maksud takut kepada Allah SWT disebabkan dosa-dosa yang telah dikerjakannya, dan selalu memelihara diri dari segala macam dosa-dosa yang mungkin terjadi. Siapa yang mentaati semua perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan-Nya disebabkan meyakini bahwa mengerjakan perintah Allah SWT itulah yang akan membawa kepada kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat, meninggalkan semua larangan-Nya, akan menjauhkan mereka dari bahaya dan malapetaka di dunia dan akhirat dan selalu bertaqwa kepada-Nya, dan berbuat baik terhadap sesama manusia, maka mereka itu termasuk golongan orang-orang yang mencapai keridloaan Ilahi dan bebas dari segala siksaan-Nya di akhirat nanti. Hal ini sesuai dengan QS. An-Nuur 52 وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ [٥٢] Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat kemenangan [QS. An-Nuur 52] Disamping itu juga, Allah SWT menyuruh yang baik dan mencegah dari yang munkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ [٧١] dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka [adalah] menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh [mengerjakan] yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;. [QS. Al Taubah 71] يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولا [٦٦] Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata "Alangkah baiknya, andaikata Kami taat kepada Allah dan taat [pula] kepada Rasul". [QS. Al Ahzab 66 قَالَتِ الأعْرَابُ آمَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الإيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ [١٤] 14. Orang-orang Arab Badui itu berkata "Kami telah beriman". Katakanlah "Kamu belum beriman, tapi Katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu; dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [QS. Al Hujurat 14] D. Menerapkan dalam kehidupan perilaku untuk taat kepada Allah dan RasulNya seperti yang terkandung dalam QS. An-Nuur 54 dan QS. An-Nisaa 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَا حُمِّلْتُمْ وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ الْمُبِينُ [٥٤] Katakanlah "Taat kepada Allah dan taatlah kepada rasul; dan jika kamu berpaling MakaSesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan [amanat Allah] dengan terang". [QS. An-Nuur 54] Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatakan kepada mereka untuk taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya dengan sungguh-sungguh. Jangan selalu berpura-pura beriman, akan tetapi perbuatan dan tingkah laku mereka bertentangan dengan kata-kata yang mereka ucapkan. Ini adalah sebagai peringatan terakhir kepada mereka. Apabila mereka tetap juga berpaling dari kebenaran dan melakukan hal-hal yang merugikan perjuangan kaum muslimin maka katakanlah kepada mereka bahwa dosa perbuatan mereka itu akan dipikulkan diatas pundak mereka sendiri dan tidak akan membahayakan Nabi dan kaum muslimin sedikitpun. Mereka akan mendapat kemurkaan Allah SWT dan siksaanNya. Apabila mereka benar-benar taat dan keluar dari kesasesatan dengan menerima petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya niscaya mereka akan termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Kewajiban Rasul hanya menyampaikan petunjuk dan nasehat. Menerima atau menolak adalah keputusan masing-masing, diluar tanggung jawab Rasul. Dalam dunia pendidikan, tentunya kita melaksanakan dasar-dasar aturan-aturan telah ditetapkan oleh pendidikan nasional. Menerapkan dalam kehidupan perilaku untuk taat kepada Allah dan RasulNya seperti yang terkandung dalam QS. An-Nuur 54 dan QS. An-Nisaa 80 Tentang taat kepada Allah dan RasulNya مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا [٨٠] Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia telah mentaati Allah. dan Barangsiapa yang berpaling [dari ketaatan itu], Maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka [QS. An-Nisaa 80] Perintah dan larangan Rasul yang tidak menyangkut urusan keagamaan umpamanya yang berhubungan dengan keduniaan seperti urusan pertanian dan pertahanan, maka Rasul sendiri bersedia menerima pendapat dari sahabatnya yang lebih mengetahui masalahnya. Akhlak atau sopan santun sahabat berhadap Rasul ketika ada permasalahan lebih dahulu bertanya apakah hal itu datangnya dari Allah SWT atau pendapat Rasul sendiri. Jika ditegaskan oleh Rasul bahwa ini adalah dari Allah SWT maka mereka menaati tanpa ragu-ragu dan jika dikatakan bahwa ini pendapat Muhammad maka para sahabat mengemukakan pula pendapat mereka. Peristiwa ini pernah terjadi ketika sahabat menghadapi perintah Rasul dalam memilih suatu tempat yang dekat ke mata air untuk kepentingan strategi pertahanan ketika perang Badar. Allah SWT menghendaki agar Rasul-Nya [Muhammad] tidak mengambil tindakan kekerasan atau paksaan terhadap orang yang tidak menaatinya, karena ia diutus hanya sekedar menyampaikan berita gembira dan peringatan keras. Keimanan manusia pada kerasulannya tidak digantungkan kepada paksaan, akan tetapi kesadaran setelah menggunakan pikiran. Baca juga Ayat tentang nikmat Allah dan cara bersyukur

ayat dan hadis yang berhubungan dengan ketaatan pada aturan